Senin, 11 Maret 2019

Byakko

BYAKKO Sang Pelindung Barat


Byakko adalah Makhluk mitologi yang digambarkan berupa harimau putih yang dipercaya sebagai salah satu dari 4 dewa pelindung mata angin. Ada 5 Makhluk mitologi yang dipercaya sebagai pelindung arah mata angin. Byakko/ Barat, Seiryuu/ Timur, Genbu/ Utara, Suzaku/ Selatan, dan Koryu atau Huang long/ Pusat atau Titik tengah.


Byakko disebut juga White Tiger of the west. Di Korea Byakko disebut Baekho dan di China disebut Xi Fang Bai Hu, dan di Jepang dikenal sebagai Byakko.
Byakko mewakili arah barat, musim gugur, dan unsur besi. Byakko juga melambangkan para tentara yang berperang demi negaranya dan dia berpijak untuk musim semi. Planet yang berhubungan dengan Byakko adalah Venus.


Byakko menjadi hewan mitologi tidak terlepas dari legenda yang berkembang di masyarakat Cina, yaitu saat seekor harimau sudah berusia 500 tahun, ekornya akan berubah menjadi putih. Karena itulah harimau menjadi hewan mitologi yang mewakili salah satu dari 4 dewa pelindung mata angin.


Byakko dikatakan adalah musuh bebuyutan dari Seiryuu sang pelindung timur dan mereka tidak pernah akur satu sama lain. Byakko dikenal dengan kekuatannya dan keberaniannya. Konon, Byakko hanya akan muncul jika raja atau kaisar yang sedang memerintah sangat bijak atau adanya kedamaian di seluruh dunia.


Minggu, 10 Maret 2019

Golem

GOLEM


Golem adalah sejenis monster dalam cerita rakyat kaum Yahudi. Golem berbentuk seperti manusia dengan ukuran rasaksa, terbuat dari tanah liat, kayu ataupun batu, lalu dihidupkan oleh orang yang membuatnya. Begitu hidup, golem bertindak sebagai penjaga dan pelindung bagi majikan yang menghidupkannya dan dia tunduk pada semua perintah majikannya.
Sayangnya, golem juga selalu tumbuh semakin besar dan semakin kuat dari hari ke hari. Inilah bahayanya kalau golem sudah menjadi terlalu besar, dia menjadi liar dan merusak. Penciptanya harus menghancurkannya kemudian ia membuatnya lagi sebelum golem menjadi lepas kendali dan membahayakan semua orang.


Dalam sebagian besar cerita mengenai golem, golem-golem dibuat oleh para rabbi. Gagasan yang ada dalam cerita-cerita itu, rabbi adalah bahwa sosok manusia yang suci, karena kedekatannya kepada Tuhan, bisa memiliki kekuatan yang mendekati Tuhan; meskipun demikian, karena para rabbi bukanlah Tuhan, maka mahluk yang ia ciptakan  memiliki bentuk dan kecerdasan yang lebih rendah dari manusia serta tidak memiliki kehendak bebas. Konon Golem tidak bisa berbicara, hal ini mengindikasikan bahwa jiwanya tidaklah sempurna.


Banyak cerita-cerita tentang golem berasal dari Abad Pertengahan. Pada masa tersebut, golem umumnya digambarkan sebagai pembela kaum Yahudi. Golem bisa saja jahat dan menakutkan, namun biasanya golem digambarkan sebagai pihak yang berada di golongan putih. Selain itu, seorang rabbi yang memiliki golem sebagai pelayannya dianggap telah mencapai tingkat kesucian tertinggi.


Dalam beberapa legenda mengenai golem, monster ini diaktifkan dengan menuliskan semacam mantra keramat di keningnya atau di atas sebuah lempeng tanah liat atau di secarik kertas yang dimasukkan ke dalam mulutnya. Dalam kisah golem yang tertulis pertama kali, yang terdapat dalam kumpulan cerita rakyat Yahudi di tahun 1847, golem bergerak dengan menuliskan Emet atau “kebenaran” di kening golem tersebut. Menghapuskan huruf pertama akan mengubah kata itu menjadi Met yang berarti “mati” dan menjadikan golem itu kembali menjadi tanah liat yang mati.


Selanjutnya di abad kesembilanbelas, golem mulai memasuki ranah cerita dan literature Eropa Barat. Dalam kisah-kisah Kristiani, golem mengalami perubahan penggambaran dan disebut-sebut sebagai simbol bahaya dari kesombongan dan kekuasaan yang berlebihan dalam melawan sihir hitam. Kisah-kisah abad kesembilan belas mengenai golem seringkali menceritakan bagaimana pencipta golem kehilangan kendali atas mahluk ciptaannya tersebut atau bagaimana golem akhirnya mengubah watak penciptanya.



Sabtu, 09 Maret 2019

Kappa

KAPPA


Kappa disebut juga Gataro atau Kawako yang artinya anak sungai, Kappa adalah makhluk legendaris sejenis makhluk air yang dapat ditemukan pada cerita rakyat Jepang. Namun, mereka juga dianggap sebagai bagian dari kriptozologi, karena beberapa orang mengaku melihat Kappa. Pada abad pertengahan di Jepang, monster setengah manusia ini diyakini berkeliaran di danau, sungai, atau rawa-rawa.
Pada agama Shinto, mereka dianggap sebagai salah satu suijin (dewa air).

Kappa digambarkan mirip manusia dengan tubuh seukuran anak kecil dan punya tampilan kombinasi antara kura-kura, monyet, dan kadal. Kulitnya bersisik mirip reptilia warnanya berkisar dari hijau hingga kuning atau biru. Makhluk ini sering kali digambarkan punya cangkang di punggungnya, seperti kura-kura, telapak tangan dan kakinya lebar serta berselaput. Kepalanya berkerak. Paruhnya seperti kadal, lebar, lengkap dengan gigi-gigi yang tajam bak hewan buas. Sekujur tubuhnya juga ditumbuhi bulu lebat. Ciri fisik paling menonjol yang dimiliki mereka adalah cekungan di bagian atas kepala yang dapat menampung air. Bagian tubuh ini dianggap sebagai sumber kekuatan kappa. Cekungan ini harus dipenuhi air kalau kappa ingin berada jauh dari air untuk sementara. Bila air di cekungan atas kepala tumpah, kappa tidak dapat bergerak lagi. Dikatakan Berbau seperti ikan dan mereka juga dapat berenang seperti ikan. Meskipun mereka dilaporkan hidup di seluruh penjuru Jepang, kappa konon berasal dari Prefektur Saga.

Pada tahun 70-an ada 2 petugas polisi mengaku melihat seorang anak bungkuk di daerah perbatasan di malam hari. Awalnya mereka pikir itu adalah seorang anak kecil yang kecelakaan atau tersesat. Untuk memastikan, mereka kemudian menepi untuk menghampiri.

Begitu mereka mendekatinya, terkuaklah bahwa itu sama sekali bukan anak kecil. Namun, seekor monster yang punya tubuh seukuran anak-anak. Penampilannya persis seperti deskripsi di atas. Bahkan, kedua polisi ini mengklaim bahwa makhluk tersebut punya cakar di tangannya. Makhluk tersebut dikabarkan meracau lantang tak karuan seiring ia melarikan diri ke balik semak-semak.

Bukti yang lebih otentik adalah berupa gambar dan video footage yang berisi makhluk perairan tersebut. Gambar-gambar dan video ini sebenarnya selalu muncul setiap tahun, namun kualitasnya jelek, buram hingga tak menampakkan Kappa secara jelas.


Kappa dikatakan kejam, dengan perangainya yang jahat dan tak segan menculik serta membunuh anak-anak. Ia kerap mencuri hasil perkebunan dan menculik anak-anak untuk kemudian dimakannya. Kappa biasa mengintai anak-anak yang tengah bermain air di sungai atau danau. Sebelum dimakan, anak-anak malang tersebut ditenggelamkan di tempat bermain mereka. Bagian tubuh manusia yang paling disukai oleh mereka adalah hati dan buah zakar yang dipercaya dapat memberi mereka kekuatan. Sebelum dimangsa, anak-anak ini ditenggelamkan terlebih dulu.


Kappa sangat menyukai mentimun. Para penduduk yang pernah melihatnya, menyarankan para warga untuk membawa mentimun jika akan melewati daerah perairan. Sehingga, apabila bertemu monster ini, mereka dapat selamat dari bencana dengan cara menyogoknya dengan makanan kesukaannya tersebut.

Terlepas dari penampilannya yang buruk rupa dan sifatnya yang mengerikan, Kappa juga dikisahkan punya sisi yang baik. Misalnya, ia ternyata adalah seekor makhluk yang punya intelegensi tinggi dan pintar dalam hal pengobatan. Jika ada pemburu yang berhasil menangkapnya, ia akan menawarkan kemampuan tersebut kepadanya demi bisa bebas. Mereka juga sering membantu para pejalan kaki yang terluka dan butuh pertolongan.


Hingga saat ini, keberadaan Kappa masih simpang siur. Belum ada yang tahu pasti dan punya bukti konkret untuk menunjukkan apakah makhluk ini hoaks atau nyata adanya. Mungkin saja makhluk ini hanya rekaan orang tua agar anak-anak tak sembarangan bermain di sungai-sungai. Atau mungkin juga makhluk ini nyata dan masih hidup hingga sekarang dan saat ini mereka sedang bersembunyi di tempat yang tak terlihat untuk menunggu mangsanya lewat.

Di Jepang, sampai saat ini masih ada sebuah pepatah populer yang berbunyi "Seekor Kappa tenggelam di sungai" yang berarti "bahkan seorang ahlipun bisa melakukan kesalahan".


Jumat, 08 Maret 2019

Bahutai

BAHUTAI - SILUMAN ANJING DAYAK

Didalam kepercayaan Dayak Ngaju dikenal suatu roh yang berbentuk anjing disebut BAHUTAI. Konon BAHUTAI ini dapat dipelihara oleh seseorang dengan syarat bahwa ia harus merawat dan memberi makan kepada Anjing ini. Apabila sang pemiliki memiliki rasa amarah atau dendam dengan orang lain maka ia dapat mengirimkan BAHUTAI peliharaannya untuk menyerang orang tersebut dan keluarganya.


Dari kisah orang dahulu, ada salah satu keluarga yang diserang oleh Bahutai yang dikirimkan oleh seseorang yang iri kepada keluarga ini. Konon sang pengirim akan menggosokan Minyak Bahutai di rumah orang yang mau diserang itu, sehingga setiap kali ia memasuki rumahnya ia merasa sangat sakit. Dan ketika dilihat dengan mata ghaib rumah tersebut dalam keadaan yang rusak parah oleh serangan Bahutai.


Konon Bahutai ini tinggalnya di Bulan, dan ada empat jenis Bahutai:
1. Bahutai Putih
2. Bahutai Gabuk
3. Bahutai Hitam
4. Bahutai Belang

Dari keempat Bahutai ini, Bahutai Belang lah yang paling ganas dan dapat disuruh untuk membunuh seseorang. Dan jika sang pemilik lalai memberi makan kepada Bahutainya maka, Bahutai ini dapat menyerang balik sang pemilik dan keluarganya.

Masing-masing Bahutai memiliki nama, dengan mengetahui namanya seseorang dapat memanggil Bahutai ini. Untuk alasan tertentu penulis tidak menampilkan nama Bahutai ini.


Dandan

DANDAN

Makhluk mitologi satu ini digambarkan sangat menyeramkan. Dandan, menurut cerita Arab kuno adalah sebuah ikan yang ukurannya sangat besar. Bahkan mungkin lebih besar dari paus zaman dinosaurus sekalipun. Konon ia bisa menghisap perahu seperti kita meneguk segelas minuman.


Dandan adalah makhluk mitologi laut yang diceritakan dalam volumn 9 dari buku cerita 1001 malam. Dandan di kisahkan dalam bab  Abdullah si Nelayan yang diperingatkan oleh seorang ikan duyung akan bahaya Dandan. dan pada bab Abdullah  si Merman. Di ceritakan bahwa Dandan adalah ikan terbesar di laut dan merupakan musuh duyung, Dikatakan pula jika ikan ini merupakan musuh seluruh ikan di lautan. Dandan mampu menelan kapal dan seluruh awaknya dalam satu tegukan.


Charon

CHARON

Dalam mitologi Yunani, Charon dikisahkan tinggal di Dunia Bawah (Underworld). Dia adalah putra Erebus dan Nyx. Charon bertugas sebagai pendayung perahu mengangkut roh-roh orang mati menyeberangi sungai Stynx sebagai simbol kebencian dan sungai Acheron sebagai simbol kesakitan. Kedua sungai ini adalah sungai yang membatasi dunia roh orang hidup dan dunia roh orang mati. Tidak jelas apakah Kharon adalah dewa minor, spirit, atau hanya seorang makhluk abadi.

Terdapat berbagai variasi penggambaran Charon. Pada satu kesempatan, dia digambarkan sebagai seorang pria tua dengan tubuh bengkok dan sikap tidak ramah, sementara dalam kesempatan lain, Charon berwujud setan bertanduk yang membawa palu besar, adapula yang menggambarkan sebagai pria berpenampilan kuno yang mengenakan cawat. Penggambaran Charon sebagai jerangkong dalam jubah merupakan inovasi modern.


Banyak kepercayaan memiliki figur seperti Charon, yang mewakili kematian dan Dunia Bawah, menyarankan bahwa terdapat kehidupan setelah kematian dan bahwa orang memerlukan persiapan yang tepat untuk menyongsong kematian.

Kharon mengharuskan penumpangnya untuk membayar satu koin (obolos) jika ingin naik perahunya. Karena itu, orang Yunani kuno biasanya menaruh satu koin di mulut jenazah sebelum membakar atau memakamkan jenazah. Roh yang tidak bisa membayar Kharon tidak dapat menyeberang dan harus menunggu selama ratusan tahun di pinggir sungai.


Kharon beberapa kali membiarkan manusia yang masih hidup untuk menaiki perahunya. Psikhe, Theseus, dan Peirithos membayar Kharon supaya bisa menyeberang. Herakles bisa menyeberang setelah mengancam Kharon. Sedangkan Orfeus dapat menaiki perahu Kharon berkat permainan musiknya yang hebat.

Orang yang masih hidup dan ingin mengunjungi Hades juga harus membayar kepada Charon. Mengingat fakta bahwa mereka membutuhkan perjalanan pergi-pulang, Charon akan meminta bayaran lebih tinggi. Sebagian mitos dan cerita menunjukkan bahwa pengunjung ke Hades harus membayar dengan emas untuk menyeberangi sungai pergi dan pulang. Beberapa penulis Yunani dan Romawi menulis tentang perjalanan ke Dunia Bawah yang biasanya didampingi dengan pemandu berpengalaman. Dikisahkan bahwa Charon mengutip biaya penyeberangan sebesar satu obulus atau satu koin perak yang senilai dengan enam drachma.


Leviathan

LEVIATHAN

Leviathan digambarkan sebagai monster Laut paling ganas dan paling merusak di muka bumi yang diciptakan oleh Tuhan, monster rasaksa dengan rupa mengerikan ini dikatakan memiliki kulit sangat keras yang bahkan mampu menghancurkan semua senjata yang ada di muka bumi, mata bercahaya digunakan untuk mengelilingi samudra dalam yang sangat gelap. Legenda Yahudi kuno mengatakan makanan Leviathan adalah 1 ekor paus setiap harinya. Leviathan termasuk jenis ular naga laut ( Sea Serpent ) yang terbesar dan didalam al kitab Leviathan merupakan sesuatu yang dianggap jahat.


Pada buku novel Moby-Dick, Leviathan merupakan ikan paus besar, dan pada bahasa Ibrani Modern, Leviathan berarti "paus". Dalam beberapa mitologi seperti Jepang dan Canaanite, Leviathan dikenal sebagai Dewa Lautan. Dan menurut beberapa sumber lain dikatakan bahwa leviathan adalah ular naga laut berkepala tujuh.


Dalam legenda Kristen, Leviathan sering dikaitkan dengan Iblis atau Setan sedangkan pada perjanjian lama Leviathan hanya dipersepsikan sebagai mahluk natural yang tidak ada hubungannya dengan Iblis ataupun Setan. Umat Kristen sendiri merujuk pada Al Kitabnya bahwa Leviathan adalah kebalikan dari penciptaan dan Leviathan memiliki sifat yang merusak serta mengacau, Thomas Aquinas bahkan menghubungkan Leviathan dengan salah satu dosa besar yaitu Iri, dan menyebutnya setan.


Mythologi Leviathan sendiri sepertinya berhubungan dengan kepercayaan Kanaan dan juga Mitos Ugarit. Dikisahkan bahwa mahluk yang disebut Lotan berdiam di air dan memiliki kepala tujuh, dalam Mitologi Ugarit sendiri Baal Hada menyerang Lotan dan berkelahi dengannya, Lotan pun berhasil dibunuh oleh Baal Hadad, Mitologi Ugarit menyebutkan bahwa Lotan mampu menghancurkan apapun, Lotan mampu memanggil banjir dan gelombang pasang tsunami.

Di Neraka, Leviathan dipercayai menghakimi orang orang yang penuh dosa besar atau orang yang mati tanpa pengakuan.


Kamis, 07 Maret 2019

Aspidochelone

ASPIDOCHELONE


Dalam mitologi Yunani Aspidochelone digambarkan seperti kura-kura rasaksa yang pada tempurungnya menyerupai sebuah pulau, hutan liar atau bebatuan. Menurut tradisi Physiologus, Aspidochelone adalah makhluk laut yang memiliki beberapa deskripsi yaitu berupa seekor paus atau kura-kura bahkan kepiting dengan ukuran sebesar pulau. Nama Aspidochelone berasal dari gabungan kata aspis (perisai) dan chelone (kura-kura). Biasanya makhluk ini bergerak dari satu lautan ke lautan lain hingga kerap disebut sebagai pulau bergerak. Keberadaan dari hewan ini bahkan masih dipercaya ada hingga sekarang. Dalam Physiologus (teks yunani kuno) dan tradisi, Aspidochelone melambangkan setan yang menyesatkan orang-orang yang ingin dia hancurkan.


Menurut legenda yang muncul di sebagian besar teks yang menyebutkan aspidochelone, pelaut mengira bahwa hewan mitos itu adalah sebuah pulau, kemudian mereka mendarat di sana dan membangun api untuk memasak makanan. Seiring waktu, makhluk tersebut menyelam ke kedalaman untuk mendinginkan diri, menyeret kapal ke bawah dan menenggelamkan pelaut”,  tulis sebuah artikel di Ancient Origins.

Dengan demikian orang mulai percaya bahwa Aspidochelone naik ke permukaan dari kedalaman laut, ia membujuk pelaut untuk mendarat di cangkangnya, sebagai perangkap, dan menenggelamkannya untuk melahapnya.


Sebuah kisah dari Physiologus mendeskripsikan sebagai berikut:

"Ada seekor monster di laut dimana bangsa Yunani menyebutnya Aspidochelone. Dia adalah paus raksasa dengan sebuah pulau di punggungnya (lengkap dengan pantai, tanaman, dan lain-lain). Makhluk ini menampakan punggungnya di atas ombak, sehingga siapapun akan melihatnya sebagai sebuah pulau. Menarik para pelaut untuk mendaratkan kapal di sana dan beristirahat. Mereka membuat kemah dan memasak makanan. Akan tetapi ketika monster tersebut merasakan panas oleh api yang dibuat pelaut, dia kembali menyelam ke dalam air serta menenggelamkan semua yang beristirahat di atasnya.